Pengamat Liga 1 Mengomentari Wacana PT LIB Mengunakan VAR

Berita bola terbaru, Sabtu 30 Oktober 2021 datang dari Pengamat Liga 1, Akmal Marhali. Dirinya merespons wacana PT Liga Indonesia Baru (LIB) menggunakan Video Assistant Referee (VAR). Menurut Marhali penggunaan VAR tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Diketahui sebelumnya jika PT Liga Indonesia Baru (LIB) berencana memakai VAR per musim depan. Bahkan gosipnya PT LIB sudah memesan satu set peralatan canggih untuk memantau pertandingan tersebut

Dalam sebuah kesempatan, Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita mengungkapkan bahwa pihaknya menyediakan anggaran hingga 6 juta dolar AS atau setara dengan Rp84 miliar demi menhadirkan VAR musim depan

"Hitungan kasarnya, satu VAR itu mencapai 6 juta dolar AS. Itu nanti penggunaannya bisa pindah-pindah dari satu stadion ke stadion lain," ucap Akhmad Hadian Lukita kepada media berita bola.

Meski menghabiskan ongkos yang tak murah, namun Lukita menegaskan bahwa LIB siap membeli satu set perlengkapan VAR yang nantinya baru akan digunakan bila kompetisi menggunakan format semula yakni home and away

"Untuk tahap awal, kami akan membeli satu set VAR. Kalau nanti kompetisi kembali ke format semula, kandang dan tandang, kami harus membuat klaster VAR agar tidak jauh perpindahannya," ucap Lukita lagi.

Wacana LIB pun langsung menimbulkan silang pendapat. Bagi pengamat Liga 1 Akmal Marhali, penggunaan VAR tidak akan mudah. Ia berpendapat, untuk sekadar persiapan saja membutuhkan waktu 1 tahun lebih, belum lagi tahapan asistensi dengan FIFA yang memakan waktu tak kalah panjang

Tahap awal yang harus dilalui PT LIB menurut Akmal Marhali yakni persiapan. Setidaknya butuh 1,5 tahun lamanya untuk operator Liga berkonsultasi dengan FIFA.

“Ada 18 kriteria yang harus dipenuhi sesuai dengan law of the games yang dikeluarkan IFAB. Pada saat penggunaan VAR  harus ada tiga operator yang selalu stand by mengawasi,” tulis Marhali di akun instagramnya.

“Dua di antaranya harus wasit yang sudah berlatih soal VAR dan ada wasit (tidak harus berlisensi FIFA) yang sudah dilatih menggunaaan alat komunikasi yang terhubung dengan VAR,” tambahnya.

Dalam proses tersebut, sambung Marhali wasit yang ditugasi menjalankan VAR harus dilatih 6-8 bulan. Belum lagi mengurus asistensi dengan FIFA yang meliputi lisensi wasit hingga memasang kamera di Stadion.

“SDM kita belum mampu. Mulai dari maintenance sampai pemahamannya. Bisa jadi bila digunakan setiap saat terjadi masalah di lapangan. Wasit jadi bulan-bulanan,” lanjutnya lagi.

“Pilihan paling rasional saat ini adalah pembenahan wasit. Jangan lagi ada wasit titipan, wasit arisan, dan wasit bagi hasil! PSSI dan LIB harus bongkar mafia wasit dulu sebelum bicara VAR! Berani?,” tandasnya.

This blog post is actually just a Google Doc! Create your own blog with Google Docs, in less than a minute.